Demokrasi yang kita bangun haruslah menjauhkan diri dari tirani kekuasaan dan golongan kuat, serta bentuk-bentuk pemaksaan kehendak yang justru merusak rasa keadilan.

Internasional

Konflik Israel Palestina Bukan konflik Antar Agama

TIRANITOTALITAS Jakarta– Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade. Pertumpahan darah, perang, dan ketegangan telah menjadi ciri khas konflik ini, yang tidak hanya berdampak pada kedua belah pihak tetapi juga mempengaruhi masyarakat global. Namun, kita sebagai individu memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dan mendorong persaudaraan di tengah konflik yang rumit tersebut.

Kita ketahui bersama bahwa Palestina, dalam makna spiritual merupakan kiblat bagi tiga agama besar di dunia – Islam, Kristen, dan Yahudi – memegang tempat yang sangat penting dalam sanubari umat beragama di seluruh dunia. Rakyat Palestina sendiri telah menunjukkan kesadaran akan satu kesatuan yang utuh. Mereka hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain. Ini adalah aspek yang seringkali terlupakan dalam konflik Israel-Palestina yang terus berlangsung. Yang perlu ditekankan adalah bahwa konflik ini bukanlah pertikaian agama, melainkan masalah politik yang terkait dengan perjuangan wilayah.

Ada persepsi di kalangan sebagian masyarakat, termasuk di Indonesia, bahwa konflik Israel-Palestina adalah perang agama. Namun, pandangan semacam ini tidak didasari oleh fakta empiris yang kuat. Penduduk di Israel dan Palestina sangatlah heterogen dalam hal suku bangsa dan agama. Membingkai konflik ini sebagai konflik agama justru dapat memperkeruh situasi dan memicu emosi keagamaan yang berpotensi berbahaya.

Sebagai contoh, penduduk Israel memiliki keragaman etnis yang signifikan, terdiri dari orang Yahudi, orang Arab, dan berbagai kelompok etnis lainnya. Mereka juga memiliki beragam keyakinan agama, dengan mayoritas Yahudi, namun juga ada komunitas Muslim, Kristen, dan Druze yang berpengaruh. Bahkan, beberapa Muslim Arab di Israel terlibat dalam politik Israel, menduduki posisi penting, dan ada yang mendukung keberadaan negara Israel di Palestina.

Sekali lagi perlu diketahui bahwa Konflik utama antara Israel dan Palestina bukan masalah agama namun lebih kepada penguasaan wilayah atau upaya pencaplokan lahan oleh Israel, yang mengancam mengusir orang-orang Palestina dari tanah yang mereka huni selama ratusan tahun. Konflik ini juga dipengaruhi oleh gerakan Zionisme yang bertujuan mendirikan pemukiman Yahudi di Palestina. Tanah Palestina yang semakin sempit dan hilang seiring berjalannya waktu menginginkan pemulihan tanah air mereka, seperti halnya Israel yang mengklaim haknya atas wilayah tersebut. Konflik ini terkadang memuncak dalam bentuk perang dan terkadang mereda, namun potensi konflik selalu mengintai. Untuk

Dalam menghadapi konflik Israel-Palestina yang rumit tersebut, kita perlu fokus pada solusi kemanusiaan yang adil dan berkelanjutan. Edukasi, dialog, dukungan kemanusiaan, dan diplomasi internasional tetap menjadi kunci untuk meraih perdamaian di wilayah ini. Bersama-sama, sebagai masyarakat global, kita harus menjaga perdamaian dan menghormati persaudaraan di antara semua pihak yang terlibat dalam konflik ini. Dalam memahami dan menghadapi konflik ini, kita harus menjauhi stereotip dan mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang latar belakang dan akar masalah yang ada. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi pada solusi yang membawa perdamaian dan harapan bagi rakyat Israel dan Palestina, serta seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *