ISU KENDARAAN MOGOK SETELAH ISI BBM PERTALITE CAMPUR ETANOL ADALAH TIDAK BENAR

ISU KENDARAAN MOGOK SETELAH ISI BBM PERTALITE CAMPUR ETANOL ADALAH TIDAK BENAR

Tiranitotalitas, Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa kabar mengenai dugaan pencampuran etanol 10 persen (E10) pada bahan bakar jenis Pertalite tidak benar. Isu tersebut sebelumnya ramai dibicarakan lantaran banyak pengendara di wilayah Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan mengeluhkan kendaraan mereka brebet hingga mogok usai mengisi bahan bakar di SPBU setempat. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyampaikan klarifikasi itu untuk meredakan keresahan masyarakat. “Informasi mengenai adanya campuran etanol 10 persen di BBM tidak benar,” tegas Ahad pada Rabu (29/10/2025). Seluruh proses distribusi bahan bakar dilakukan dengan pengawasan ketat sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Pertamina memastikan kualitas BBM yang diterima konsumen tetap sesuai dengan standar mutu nasional.

Pertamina segera melakukan verifikasi teknis di lapangan guna memastikan penyebab pasti dari kendala tersebut. Sebagai bentuk tindak lanjut, Pertamina mengambil sampel Pertalite dari Fuel Terminal Tuban untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan spesifikasi bahan bakar masih sesuai dengan ketentuan nasional. Selain melakukan uji laboratorium, Pertamina juga memastikan pasokan BBM di wilayah Jawa Timur tetap aman dan lancar. Perusahaan mengimbau masyarakat agar membeli bahan bakar di SPBU resmi serta segera melapor apabila menemukan masalah serupa.

Terkait insiden motor mogok massal di beberapa wilayah Jawa Timur (seperti Bojonegoro, Tuban, Sidoarjo, Lamongan, dan Jombang) baru-baru ini, pemerintah dan Pertamina telah mengambil langkah-langkah dan memberikan fakta dan klarifikasi sebagai berikut:

– Investigasi: Pertamina mengirimkan 16 sampel BBM dari sejumlah SPBU dan Terminal BBM di Jawa Timur untuk diuji di laboratorium guna memastikan kualitasnya.  Hasil Uji Sampel tim gabungan dari Pertamina dan Ditjen Migas menunjukkan BBM Pertalite jernih, tanpa kontaminasi air, dan tidak ditemukan adanya kandungan etanol.

– Pihak berwenang dan pakar    Penyebab Masalah: Kendaraan yang mengalami masalah (brebet, hilang tenaga, hingga mogok) disebabkan oleh BBM yang diduga tercampur air atau memiliki kualitas yang kurang baik, bukan karena campuran etanol.

 – Pertamina Patra Niaga secara tegas membantah isu adanya campuran etanol dalam BBM jenis Pertalite yang beredar di Jawa Timur pada saat kejadian tersebut.

– Warga di beberapa daerah seperti Kediri dan Bangkalan memang menduga adanya campuran etanol karena mencium aroma yang berbeda pada BBM tersebut, namun dugaan ini tidak terbukti secara resmi.

– Pernyataan Pakar: Pakar teknik mesin menyatakan bahwa campuran etanol (seperti E10 atau E15, yang merupakan program pemerintah untuk masa depan) sebenarnya dapat meningkatkan performa dan efisiensi termal mesin jika digunakan pada kendaraan yang kompatibel, dan masalah mogok massal bukan karena etanol.

– Investigasi: Kepolisian dan Pertamina melakukan investigasi mendalam di terminal BBM dan SPBU untuk menemukan penyebab pasti masalah tersebut, yang kemungkinan besar terkait dengan kontaminasi air di tangki penyimpanan SPBU atau faktor lain yang bersifat lokal.

Jadi, fakta sebenarnya adalah terjadi insiden kendaraan mogok massal di Jatim akibat BBM Pertalite yang bermasalah (diduga terkontaminasi air), namun isu bahwa penyebabnya adalah campuran etanol tidak benar dan telah dibantah oleh pihak terkait

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina, telah menanggapi laporan adanya kendaraan yang mogok setelah mengisi BBM, dengan melakukan investigasi dan menyatakan bahwa kendaraan di Indonesia pada umumnya kompatibel dengan campuran etanol hingga 20% (E20).  Pemerintah sedang menyiapkan kebijakan mandatori (wajib) penggunaan campuran etanol 10% (E10) dalam BBM secara nasional, yang ditargetkan berlaku mulai tahun 2026 atau 2027. Tanggapan pemerintah mengenai kekhawatiran kerusakan mesin akibat etanol adalah:

–  Pejabat Kementerian ESDM menyatakan bahwa mobil dan motor di Indonesia secara teknis sudah cocok (kompatibel) untuk menggunakan BBM dengan campuran etanol hingga 20%.

– Beberapa pakar energi mendukung kebijakan E10 tetapi meminta pemerintah untuk tetap menyediakan pilihan BBM tanpa campuran etanol bagi pemilik kendaraan lama yang mungkin belum ramah terhadap bahan bakar beretanol.

– Produk Pertamax Green 95 (campuran etanol 5%) sudah diluncurkan dan diuji coba di pasar sejak Juni 2023. Pemerintah meyakini bahwa etanol tidak merusak mesin kendaraan yang kompatibel, namun tetap melakukan investigasi mendalam terhadap laporan kasus mogok yang terjadi untuk memastikan kualitas BBM yang dijual di SPBU

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *