Menjaga Kedamaian dan Persatuan di Tengah Ujian Provokasi SARA dan Konflik Agama
Tiranitotalitas, Jakarta – Akhir-akhir ini, perhatian dunia tertuju pada memanasnya situasi di London setelah terjadinya aksi kontroversial dalam pawai umum ‘Unite the Kingdom’ yang dipimpin oleh tokoh sayap kanan, Tommy Robinson. Dalam aksi tersebut, dilaporkan terjadi perobekan bendera Palestina dan kain bertuliskan Syahadat di hadapan massa. Insiden ini semakin menjadi sorotan ketika pendeta asal Selandia Baru, Brian Tamaki, juga terlihat ikut merobek bendera Tauhid dan bendera Palestina di atas panggung, dengan alasan “atas nama Yesus Kristus.” Tindakan ini telah memicu kemarahan dan dianggap sebagai provokasi yang mengarah pada kebencian terhadap umat Muslim. .Kita memahami bahwa peristiwa seperti ini sangat melukai perasaan banyak pihak, khususnya umat Muslim di seluruh dunia. Namun, penting untuk diingat bahwa tindakan provokatif yang dilakukan oleh segelintir individu tidak mewakili sikap mayoritas masyarakat di negara manapun. Bahkan, di Inggris dan Selandia Baru sendiri, aksi-aksi semacam ini telah mendapat kecaman keras dari para pemimpin politik, tokoh agama, dan masyarakat luas yang menegaskan bahwa kebencian dan intoleransi tidak memiliki tempat dalam kehidupan bersama.
Pentingnya Menjaga Kedamaian dan Saling Menghormati
Dalam menghadapi provokasi, kita diajak untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi. Sejarah telah membuktikan bahwa reaksi yang penuh amarah justru dapat memperkeruh suasana dan memperbesar jurang perpecahan. Sebaliknya, sikap tenang, bijaksana, dan saling menghormati antarumat beragama adalah kunci untuk menjaga harmoni sosial dan mencegah terjadinya konflik yang lebih luas. Banyak contoh positif yang bisa kita teladani dari berbagai komunitas di dunia. Ketika terjadi insiden serupa, organisasi Muslim dan kelompok lintas agama di Inggris dan negara lain segera mengedepankan dialog, mengadakan pertemuan lintas iman, serta mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak kekerasan dan kebencian. Mereka menegaskan bahwa perbedaan keyakinan bukan alasan untuk saling bermusuhan, melainkan peluang untuk saling mengenal dan memperkuat persatuan.
Menghindari Provokasi dan Menjadi Teladan dalam Keberagaman
Kita harus waspada terhadap upaya-upaya provokasi yang bertujuan memecah belah masyarakat. Tindakan merusak simbol agama atau budaya adalah bentuk intoleransi yang tidak boleh ditiru atau dibalas dengan tindakan serupa. Justru di saat-saat seperti inilah, kita ditantang untuk menunjukkan kedewasaan, memperkuat solidaritas, dan menjadi teladan dalam menjaga keberagaman. Mari kita ingat bahwa hukum di banyak negara, termasuk Inggris, sangat tegas dalam menindak ujaran kebencian dan tindakan provokatif yang mengarah pada permusuhan antar kelompok. Namun, penegakan hukum saja tidak cukup. Diperlukan peran aktif seluruh elemen masyarakat untuk membangun narasi damai, memperkuat komunikasi lintas agama, dan menumbuhkan empati di antara sesama.
Ajakan untuk Bersatu dan Tetap Tenang
Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang, tidak terprovokasi oleh berita atau video yang beredar, dan tidak menyebarkan narasi yang dapat memperkeruh suasana. Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperkuat persatuan, memperdalam pemahaman antarumat beragama, dan menegaskan komitmen kita terhadap nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan perdamaian.Mari kita buktikan kepada dunia bahwa bangsa kita mampu menjadi contoh dalam merespons provokasi dengan cara yang bermartabat, penuh kasih, dan menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman. Hanya dengan cara inilah, harmoni sosial dapat terjaga dan masa depan yang damai dapat kita wujudkan bersama
.
“PERBEDAAN ADALAH ANUGERAH, DAN KEDAMAIAN ADALAH PILIHAN. MARI KITA JAGA KEDUANYA DEMI MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK.”