Amerika Buat Huru-hara, Pemerintah RI Makin Boncos
TIRANITOTALITAS Jakarta- hasil dari Surat Berharga Negara tenor 10 tahun dan Treasury Amerika Serikat capai level tertinggi pada beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi akibat investor mencerna keputusan suku bunga bank sentral AS (The Fed) perihal panduan ke depan serta data pengangguran baru.
Dilansir dari CNBC.com, imbal hasil US Treasury 10-tahun naik sekitar 15 basis poin menjadi 4,492%, mencapai level tertinggi baru pada tahun 2007 di sesi tersebut. Treasury 2 tahun lebih tinggi 2 basis poin menjadi 5,142%, berada di sekitar level yang terakhir dicapai pada tahun 2006.
dari hasil Treasury mencapai level tertingginya sehari setelah rilis data pengangguran AS yang baru. Jumlah pengangguran awal mencapai 201.000, jauh masih di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 225.000.
Ditafsirkan bahwa ada potensi untuk The Fed kembali menaikkan suku bunganya dan berpotensi akan kembali menaikkan imbal hasil obligasinya.
Sementara di Indonesia, melansir dari Refinitiv, imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau naik 3,4 basis poin (bps) menjadi 6,799%, nyaris menyentuh 6,8%.
Selain bunga utang yang tambah membengkak, untuk pembayaran cicilan pokok utang dalam negeri pun alami peningkatan pada 2015 tercatat pembayaran cicilan pokok utang dalam negeri hanya sebesar Rp141 miliar sedangkan pada 2022 tercatat mengalami peningkatan yang signifikan menjadi Rp1,9 triliun.
Berkaca pada Laporan APBN KITA periode Agustus 2023 tercatat realisasi pembiayaan utang per Juli 2023 sebesar Rp194,93 triliun dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri sebesar Rp1 triliun.
Dalam siaran APBN KITA periode September 2023 tercatat realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang per Agustus 2023 kembali mengalami kenaikan menjadi Rp198 triliun (28,4% dari target APBN).
Sri Mulyani Menteri Keuangan menegaskan bahwa pembiayaan melalui utang masih on track dan antisipatif, serta dikelola secara terukur dengan mempertimbangkan dinamika atas kondisi pasar keuangan global.
Kendati ada kenaikan jumlah pembayaran beban utang dan cicilan pokok dalam negeri, namun tren kenaikan imbal hasil masih berlangsung pada obligasi negara Indonesia tidak seharusnya menimbulkan terlalu banyak alarm.
Laporan The Focal Point yang dirilis oleh Bank Central Asia (BCA) menunjukkan bahwa selisih antara Obligasi pemerintah Indonesia dan AS Sekuritas Treasury tampaknya agak sedikit stabil.
Hal menarik lainnya dapat diperhatikan kepemilikan asing terhadap obligasi Indonesia yang rendah. Dengan kata lain, investor domestik mendominasi kepemilikan obligasi dan hal ini dapat membantu melindungi pasar obligasi dalam negeri dari volatilitas global.
I just couldn’t depart your web site prior to suggesting that I actually enjoyed the standard information a person provide for your visitors? Is gonna be back often to check up on new posts
It’s hard to find knowledgeable people on this topic, but you sound like you know what you’re talking about! Thanks
Greetings from Carolina! I’m bored at work so I decided to check out your blog on my iphone during lunch break. I love the info you present here and can’t wait to take a look when I get home. I’m shocked at how fast your blog loaded on my phone .. I’m not even using WIFI, just 3G .. Anyhow, awesome site!